Kembalikan
Keceriaanku
Keberhasilan dunia pendidikan sangat
dipengaruhi oleh berbagai komponen. Komponen tersebut meliputi guru, siswa,
masyarakat, dan pemerintah. Guru merupakan ujung tombak berhasil tidaknya suatu
proses dan hasil pembelajaran di kelas. Di satu sisi, siswa selaku pebelajar
dituntut mengikuti proses pembelajaran tersebut untuk mencapai hasil sesuai
tujuan yang diharapkan. Komponen lain yang tak kalah penting adalah masyarakat
dan pemerintah. Masyarakat dan pemerintah yang memberikan dukungan secara
responsif, akan memberikan efek yang sangat positif bagi kemajuan dunia
pendidikan.
Siswa selaku objek belajar, tentunya
sangat diharapkan dalam proses pembelajaran mengikuti dengan baik dan penuh
keceriaan. Keberhasilan proses tersebut juga sangat ditentukan oleh kondisi
fisik dan psikis anak itu sendiri. Siswa yang siap secara fisik dan psikis akan
mengikuti pembelajaran dengan antusias sehingga tujuan dapat tercapai.
Kenyataan yang ada di sekolah
sekarang ini, terkadang ada siswa yang tidak siap mengikuti proses
pembelajaran. Ketidaksiapan tersebut bisa saja dari aspek fisik dan psikis anak
tersebut. Ada anak secara fisik memang tidak siap seperti sakit demam,
influensa dan sebagainya. Tetapi yang tak kalah pentingnya adalah siswa yang
yang secara psikis terganggu.
Faktor penyebab terganggunnya psikis
siswa dapat bersumber dari rumah atau orangtuanya, dan tidak menutup
kemungkinan juga bersumber dari guru itu sendiri di sekolah. Siswa terkadang di
rumah kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua bahkan
mendapatkan tindakan kekerasan akibat dari broken
home. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa selain di rumah terkadang di
sekolahpun siswa kurang mendapatkan tindakan sesuai harapannya. Guru terkadang
kurang memperhatikan latar belakang siswa itu sendiri dengan alasan terlalu
banyaknya tuntutan administrasi yang harus diselesaikan. Sehingga yang terjadi
di sekolah ketika siswa punya kesalahan sedikit, guru langsung memberikan punishment kepada siswa tanpa mencari
tahu lebih awal akar permasalahannya.
Siswa akan sangat bangga ketika
dirinya diberikan apresiasi terhadap apapun yang dilakukannya. Siswa sangat
butuh dan mencari perhatian dan kasih sayang orangtua baik di di rumah (ibu
bapaknya) maupun di sekolah (gurunya). Sekecil apapun tindakannya harus
dihargai demi menjaga aspek psikisnya.
Dengan demikian, mari segenap komponen
pendidikan mulai dari lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat kembalikan
keceriaan anak-anak kita sesuai kodrat anak itu sendiri sebagai makhluk tuhan
yang butuh perhatian dan kasih sayang. Mari kita budayakan “Sayang Anak” di
manapun mereka berada sehingga keceriaannya dapat dirangkul kembali. Salam
Sayang Anak!
Tulisan ini saya akhiri dengan
satu puisi:
Kembalikan
Keceriaanku
Sungguh nasibku
Pilu dan sedih terasa
Kebahagiaan hendak kuraih
Namun tiada daya
Di
rumah sedihku kunikmati
Ayah
bundaku sayang
Perhatiannya
selalu kukejar
Namun
tak kugapai jua
Di sekolah lara kudapatkan
Sang pencerah ilmuku yang kuhormati
Titah dan petuahmu kurindukan
Namun susah kugenggam jua
Kutahu....
Tingkahku mengiris hatimu
Kuhanya ingin bebas dengan kreativitasku
Kuhanya ingin tunjukkan
prestasiku
Tuhan.....
Di mana lagi kaki melangkah
Ke depan belakang kanan kiri salah
Kuingin bahagiaku kurangkul lagi
Guru Kelas VI B SD Negeri 5 Parepare
Mantap tulisannya pak,mencurahkan sepenggal rasa dan sejumput asa. Sukses terus pak....Amiin yaa Rabbal Aalamiin😇😇😇
BalasHapusAmiin...
HapusAmiin...
HapusKeren...
BalasHapusTerus berkarya pak.. dan berbagi inspirasi kepada Dunia